Kamis, 24 Juli 2008

Jalur Jalan ke Sekolah

Sebuah keluarga baru bangun kesiangan, dan anak mereka yang berumur enam tahun ketinggalan bis sekolah.

Sang ayah, meski terlambat kerja, harus mengantarnya ke sekolah. Karena ia tidak tahu jalannya, ia menyuruh anaknya untuk mengarahkannya.

Mereka naik mobil melewati beberapa blok sampai sang anak menyuruhnya belok untuk pertama kalinya, kemudian beberapa blok lagi sebelum belokan kedua. Perjalanan sampai 20 menit -- namun ketika tiba di sekolah, ternyata sekolahnya dekat dengan rumahnya.

Sang ayah, dengan agak jengkel, bertanya kepadanya mengapa ia malah mengajak berputar-putar.

Sang anak menjelaskan, "Itu tadi jalan yang biasa dilewati bis sekolah, Ayah. Itu satu-satunya jalan yang aku tahu."

Pasien Pertama Seorang Dokter Praktek

Steven, si dokter muda, baru saja kelar PTT di daerah terpencil di Yahukimo Papua. Sekarang ia baru boleh buka praktek untuk umum. Betapa senangnya Steven menjalani hari pertamanya sebagai dokter umum.

Sekretarisnya, Mona, memberitahu bahwa ada seorang laki-laki ingin menemuinya. "Asyik, pasien pertamaku!" teriak batin

Steven. Ia pun meminta sekretarisnya mempersilakan laki-laki itu masuk. Steven pun pura-pura sibuk. Ia mengangkat telpon dan pura-pura sedang online.

"Ya, benar sekali. Ongkosnya 200 ribu. Ya, saya tunggu Anda pukul 4 sore nanti. Oke. Jangan telat, saya sibuk sekali," kata Steven pura-pura bikin janji dengan pasien di ujung telepon.

Ia kemudian meletakkan gagang telepon dan menatap laki-laki yang duduk di hadapannya.

"Maaf, saya membuat Bapak nunggu lama. Apa keluhan Bapak?" tanya Steven berwibawa.

"Ah, nggak ada yang sakit, kok, Dok," kata laki-laki itu.

"Saya petugas Telkom yang mau pasang telepon."

Orang Kaya Baru Beli Ponsel

Ada seorang petani coklat dari kampung ke kota Makassar dengan membawa banyak sekali uang hasil penjualan coklat. Mereka bermaksud membelanjakan uang yang berlimpah itu.

Datanglah mereka ke sebuah gerai handphone terbesar di kota itu.

“Saya hendak membeli hape type yang paling baru” kata petani itu.

“Oh silahkan Pak, apakah Bapak sudah ada SIM cardnya?” sambut pegawai toko dengan ramah.

“Oh perlu SIM juga ya?” tanya petani itu sembil mencabut dompet, mengeluarkan SIM mengemudinya.

“Oh, bukan sim mengemudi Pak, tapi nomor dari operatornya … kalau begitu apa sekalian SIM card pra bayarnya Pak?”

“Oh ya, kalau begitu sekalian SIM card-nya.” jawab petani itu kalem.

“Tapi Pak, maaf, Bapak tinggal di daerah mana?”

“Saya? di Sungai Ujung, Kabupaten Kaki Bukit.”

“Wah, di sana nggak ada sinyal Pak.”

“Oh ya? kalau begitu tolong dik, dilengkapi dengan sinyal sekalian.”

Membuat Kalimat Bahasa Inggris

Seorang cowok bule sedang menanyakan sesuatu pada murid-murid privatnya,orang Jepang dan Orang Hongkong. "Ayo siapa yang bisa membuat satu paragraf dengan kata pink, yellow dan green".

Si orang Jepang mengangkat tangannya "Saya, Pak" lalu berkata,

"When the yellow morning sun comes, I saw a pink cadilac running trough the green green grass of home".

"Bagus sekali", kata si guru.

Si orang Hongkong tidak mau kalah dan menjawab,

"Saya juga bisa, Pak!", lalu berkata "I heard the phone green...green... then I pink up the phone and I said 'yellow?'"

Rabu, 23 Juli 2008

Jangan Mencopet Orang Arab

Ada seorang Arab nakal. Mendengar akhir-akhir ini para pencopet merajalela di bis-bis dan metromini, timbul ide kreatif untuk mengerjain pencopet-pencopet tersebut. Dia pergi ke terminal Pulogadung untuk naik bis jurusan Cengkareng, si Arab sengaja pakai celana yang tidak punya kantong belakang dan kantong sampingnya sengaja dia bolongin, dan khusus hari ini tanpa celana dalam.

Belum lama bis berangkat dari Pulogadung, seorang copet mendekati si Arab, kelihatan ada sesuatu yang berharga di kantong samping si Arab. Begitu ada kesempatan bagus, si pencopet memasukkan tangannya ke kantong samping si Arab, eh .... anunya si Arab kepegang.

Dengan santai si Arab menoleh ke si pencopet dan berkata: “Ente lepas ..... Ane teriak”. Terpaks si pencopet melakukan tugas baru sampai ke terminal Cengkareng.

Pemabuk dan Preman Berbadan Besar

Seorang pria mabuk masuk ke bar tempat preman-preman biasa nongkrong. Dia duduk dan meskipun sudah jelas mabuk, masih juga memesan minuman. Ketika memperhatikan sekeliling dia melihat 3 pria bertubuh besar dan bertampang sangar sedang duduk di meja lain.

Si pria mabuk bangkit dan berjalan terhuyung-huyung mendekati mereka. Dia mendekati preman yang paling sangar dan paling besar, menatapnya tepat di mata sambil berkata, "Aku tadi ke rumah ibumu dan melihat dia memasak di dapur cuma pake daster. Wow...dia benar-benar cewek menggiurkan!"

Si preman menatap pria itu tapi tidak berkata apapun. Kedua temannya heran karena jangankan dihina seperti itu, ditatap lebih dari 3 detik saja biasanya akan berakhir dengan penganiayaan.

Si pemabuk kembali mendekatkan wajahnya ke si preman dan berkata sambil tersenyum, "Aku jadi tidak tahan dan langsung menyergapnya dari belakang. Di lantai dapur itu aku lampiaskan hasratku!"

Kali ini kedua teman si preman mulai ikut-ikutan naik darah tapi anehnya si preman masih tenang dan cuma balas menatap si mabuk tadi.

Sekali lagi si pemabuk mencondongkan badan dan berkata tepat ke telinga si preman, "Dan kamu tau nggak? Ibumu menyukainya!"

Kali ini si preman berdiri, menarik si pemabuk ke dekatnya, melihat tepat di matanya, dan berkata...

"Pa, lebih baik Papa pulang saja, Papa mabuk!"

Siapa yang Pernah Melihat Burung Saya

Ada seorang lelaki tua yang hobbynya memelihara banyak burung. Pada suatu pagi, semua burung kesayangannya telah hilang. Merasa si pencuri sudah keterlaluan, lelaki tua itu pun membawa masalah ini di pertemuan mingguan di kampungnya.

Lelaki tua : "Siapa disini yang punya burung?"

Seluruh penduduk laki-laki segera berdiri.

Menyadari kesalahannya dalam bertanya, lelaki itu menambah:
"Bukan itu maksud saya, maksud saya adalah, siapa yang pernah lihat burung?"

Maka seluruh penduduk wanita berdiri. Karena menyadari pertanyaannya masih tidak betul, maka dengan muka merah padam dia menyambung,
"Maaf, bukan itu maksud saya"

Sekali lagi dia coba bertanya,
"Maksud saya adalah siapa yang pernah lihat burung yang bukan miliknya"

Separuh penduduk wanita berdiri.

Muka lelaki itu makin merah, dan juga makin gugup, segera berkata lagi,

"Maaf sekali lagi, bukan ke arah itu pertanyaan saya, maksud saya adalah, siapa yang pernah lihat burung saya?"

Lalu... Isteri lelaki itu pun pun berdiri... dan seorang wanita yang lain... maka kali ini merah padam pula muka si isteri ..!

Lelaki itu pun cabut lari. Menyesal tanya...

Dari kejauhan si Maling tersenyum dan dalam hati berkata " Wuuuooo...O... kamu ketahuannnn... "

Memilih Suami Seorang Guru SD

Seorang gadis ditaksir empat orang pria. Pria pertama adalah seorang pegawai PT. TELKOM. Pria kedua, pegawai PT Pos Indonesia. Ketiga, seorang dokter. Dan yang terakhir hanyalah seorang guru SD. Orang Tua si gadis, merasa yakin, bahwa si gadis hanya akan memilih tiga pria pertama, sedangkan pria ke empat, yakni guru SD, pasti tidak akan dipilih. Alasannya, tiga pria pertama jelas masa depannya, sedangkan guru SD, siapapun tahu, gajinya kecil, banyak dipotong sana-sini, dikerjain anak-anak lagi.

Ternyata si gadis malahan milih yang guru SD itu. Orang Tua si gadis penasaran, ditanya alasan si gadis tersebut.

Jawab si Gadis:

"Yang orang Telkom bisanya cuma tiga menit, lewat itu harus masukkin lagi. Yang pegawai Pos Indonesia, belum apa-apa sudah nanya dulu, yang biasa apa yang kilat.

Terus kalau yang dokter itu, baru masuk kamar, sudah nyuruh buka baju, pegang sana pegang sini, selesai. selanjutnya ngobrol doang. Sedangkan yang guru SD kan enak, dari awal dibahas, dikupas, sedikit demi sedikit, penuh kesabaran, kelembutan, dan kehangatan, serta pengertian. Selesai dikupas, nanya,sudah ngerti belum, kalau saya jawab belum, diulangi lagi dari awal, kan enak, jadinya lama."

Datang ke Dokter Minta Dikebiri Agar Kemampuan Seks Bertambah

Seorang lelaki mendatangi seorang dokter.

"Dokter, aku ingin dikebiri," katanya.

"Apa?" teriak dokter itu.

"Aku ingin dikebiri!" ulangnya "Usahaku memang sukses, tapi nafsu seksku telah hilang. Karena itu aku ingin dikebiri".

Dokter itu masih ragu-ragu, tapi orang itu menyodorkan 2000 dollar. Keesokan harinya, operasi dilakukan.

Beberapa minggu kemudian, ketika pengusaha itu berkunjung ke Israel, didengarnya dua pengusaha sedang bercakap-cakap.

"Apa kau percaya," kata yang seorang "orang yang disunat daya seksnya bertambah?"

"Sialan!" maki orang itu pada dirinya, "Disunat! perkataan itu yang ingin kuucapkan selama ini."

Preman dan Pemuda Pemberani

Suatu hari seorang preman mendekati 4 orang pemuda yang lagi duduk di kedai nasi untuk meminta uang secara paksa.

Lalu sang preman mencoba menggerak mereka, “SIAPA YANG BERANI DI SINI??”

Seorang pemuda berdiri dan berkata, “SAYA BERANI!”

Preman itu menggertak sekali lagi, “AYO! SIAPA LAGI YANG BERANI??!”

Pemuda berikutnya berdiri dan berkata, ”SAYA JUGA BERANI!!”

Preman itu mulai gentar, tapi dia terus menggertak, “SIAPA LAGI??!”

Dua pemuda berikutnya berdiri dan berkata, “KAMI BERANI!”

Preman itu pun ciut nyalinya dan berkata, ”KALAU BEGITU KITA ADALAH 5 ORANG PEMUDA PEMBERANI!!”

Jack, Queen, dan King

Bu Guru bertanya kepada murid-muridnya, “Siapa yang bisa berhitung?”

Si Noel mengangkat tangan.

“Benar kamu bisa berhitung?”

“Bisa Bu. Ayah yang mengajari.”

“Baik, coba kita lihat. Setelah tiga, berapa?”

“Empat.”

“Bagus. Setelah enam?”

“Tujuh.”

“Setelah sembilan?”

“Sepuluh…”, jawab si Noel.

“Bagus sekali. Rupanya ayahmu benar-benar tahu bagaimana mengajar berhitung. Lalu setelah sepuluh?” tanya Bu Guru lagi.

Dengan senyum penuh keyakinan, si Noel menjawab, “Jack, Queen, dan King.”

Ulal Piton Chaya Gak Peduli

Seorang anak perempuan yang masih kecil dan imut sedang mendekati seorang peternak kelinci yang berdekatan dengan rumahnya.

Anak kecil: “Pak peternak, aku mau satyu kewinci.” (dengan nada imutnya).

Peternak: (peternak itu pun kemudian berlutut dan berkata) “Oohh, anak kecil yang cantik, kamu mau kelinci?”

Anak Kecil: “Iya Pak, saya mau kewinci itu.”

Peternak: “Kamu mau yang mana?” (dengan nada halus) “Mau yang warna putih, ato yang coklat, ato yang belang2, semuanya punya bulu yang halus.”

Anak kecil: “Chaya lasa ulal piton chaya gak peduli sama warna nya.”

Peternak: (Pingsan)

Atau Bagaimana?

Budi membawa istrinya ke dokter dan berkata, “Tolong kami Dok. Nita sudah lima bulan ini tidak mau melayani saya di ranjang.”

Dokter berkata, “Tolong Anda tunggu di luar, biar istri Anda bisa bicara bebas dengan saya.”

Setelah Budi keluar, Nita bercerita, “Sejak lima bulan ini, setiap pagi saya harus ke kantor naik taksi, padahal saya tidak punya uang. Lalu sopir taksi akan bertanya, ‘Kamu akan bayar atau bagaimana?’ Jadi saya pilih aja bagaimana.

Akhirnya saya masuk kantor kan terlambat. Bos saya berkata, “Kamu mau diberi surat peringatan atau bagaimana?” Saya sih pilih bagaimana. Pulang kantor, saya naik taksi lagi, tapi nggak punya duit. Sopir taksi berkata, ‘Kamu mau bayar atau bagaimana?” Ya saya pilih bagaimana.

Begitu setiap hari, jadi setibanya di rumah saya sudah capek dan tidak bernafsu lagi.”

Dokter berkata, “Jadi kita akan memberitahu suamimu atau bagaimana?”

Mendapat Nilai 100

Seorang anak yang baru pulang sekolah berteriak kegirangan memasuki rumah.

Anak: "Ibu, hari ini saya senang sekali. Saya memang lebih pandai dari teman-teman saya yang lain. Hari ini saya dapat nilai 100."
Ibu : "Wah ..., anak ibu memang paling pintar. Mata pelajaran apa, Nak?"
Anak: "Matematika dan sejarah, Bu."
Ibu : "Dua-duanya?"
Anak: "Bukan, Matematika 50, Sejarah 50."

TV dan Tindak Kekerasan

SEORANG anak memberitahukan temannya, bahwa televisi memang dapat menimbulkan kekerasan.

Anak : "Televisi memang menimbulkan kekerasan,"

Teman : "Kenapa kamu bilang begitu?"

Anak : "Karena setiap kali aku ganti channel untuk memindahkan acara berita ke acara hiburan, maka ayahku akan langsung memukulku."

Takut di Gampar

Seorang musafir yang telah menempuh perjalanan jauh, tiba disebuah kota, dan bertanya pada anak kecil yang tengah bermain.

"Ee..nak, pe..pe..pengi..na..na..pan, ter..ter..dekat, le..lewat, ma..ma..mana..ya ?"

Anak kecil yang ditanya hanya diam saja. Musafir tersebut bertanya kembali.

"Nak..,le..le..wat, ma..ma..mana, ka..ka..ka..kalau..,
mau ke..ke.., pe..pe..pengina..na..pan, ter...ter..de..dekat ?"

Anak tersebut tetap diam, hanya memandang saja. Untuk ketiga kalinya, musafir itu bertanya, tapi tetap tidak mendapat jawaban. Akhirnya dia beranjak pergi, sambil menggerutu.

Seorang Bapak yang menyaksikan kejadian tersebut, menghampiri anak itu dan bertanya.

"Anak baik, kenapa tidak mau menjawab pertanyaan musafir tadi. Kamu tidak tahu jalan ke Penginapan ?"

"Sa..sa...saya, se..se..se...sebenarnya, ta..ta..tahu. Ta..tapi sa...sa...saya, ta..ta...ta..takut di ga..ga...ga...gampar."

Donat

Seorang kakek dengan seorang cucunya yang paling cerewet terlibat dialog.

Cucu: Kek, kenapa Partai Republik setiap kampanye selalu mengacungkan tinju?

Kakek: Itu menandakan bahwa perjuangan mereka pantang mundur.

Cucu: Kalau partai Golkar, kenapa mengacungkan 3 jari tangan kiri dan kanan?

Kakek: Itu artinya nomor coblosannya 33.

Cucu: Kek satu lagi! Kenapa partainya mbak mega mengacungkan jari 3+0 padahal nomornya 11?

Kakek: Itu artinya kalau kamu nyoblos PDI Perjuangan kamu akan dikasih 3 buah donat sama Mbak Mega (kata kakeknya dengan nada kesal)."

Penjual Jam

Di sebuah kota kecil hiduplah seorang Arab yang berprofesi sebagai penjual jam. orang manggilnya "Wan abud" nah wan abud nawarin jam di pasar lewat tulisan yang terpampang didepannya ,"JAM 3000, DIJAMIN TIDAK RUSAK" ada seorng ibu- ibu kemudian membeli jam tersebut, dan baru beberapa menit tiba- tiba jam tersebut mati.

Lalu ibu tersebut kembali kepasar dengan hati yang dongkol.
"wan abud kok jamnya rusak katanya dijamin tidak rusak".
Lalu wan abud jawab entengnya aja menjawab,
"Ane benar kan orang arab bacanya dari kanan". ( Rusak tidak dijamin )

Tumor Otak

Dokter: Dengan menyesal harus saya katakan pada Anda bahwa Anda terkena tumor di otak.
Mr. Bean: Horee!!! (melompat kegirangan)
Dokter: Anda mengerti maksud saya bukan?
Mr. Bean: Tentu saja, apakah Anda kira saya bodoh?
Dokter: Mengapa Anda begitu gembira?
Mr. Bean: Karena itu membuktikan bahwa saya mempunyai otak.

GAMBAR LUCU

GAMBAR LUCU
Japanese

Enjoy

Baca dari samping

Superman di kamar kecil

Bukti Pemanasan Global atau Global Warming